Menurut Cointelegraph, Janet Adams, chief operating officer SingularityNET, percaya bahwa desentralisasi menggunakan teknologi blockchain dapat membantu mencegah risiko yang terkait dengan artificial general intelligence (AGI) jatuh ke tangan yang salah. Dalam sebuah wawancara di acara Future Blockchain Summit di Dubai, Adams membahas potensi bahaya AGI yang dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan Big Tech, militer, atau pemerintah. AGI, versi konseptual dari AI yang memungkinkan sebuah mesin untuk belajar dan berpikir seperti manusia, dapat menciptakan perubahan besar di dunia. Namun, Adams memperingatkan bahwa jika AGI dimonopoli oleh entitas tertentu, hal ini dapat menyebabkan masa depan yang tidak jelas. Perusahaan-perusahaan teknologi besar dapat menggunakan teknologi ini untuk keuntungan mereka sendiri, sementara militer dapat menggunakannya untuk perang, dan satu pemerintah dapat memperoleh kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk mengurangi risiko ini, Adams menyarankan desentralisasi pengembangan AGI menggunakan teknologi blockchain. Dia menjelaskan bahwa blockchain dapat memungkinkan transaksi keuangan AI-to-AI secara on-chain dan memastikan akses yang luas ke basis pengembang terluas di seluruh dunia untuk pengembangan AI sumber terbuka. Desentralisasi akan memungkinkan AGI digunakan untuk kepentingan semua orang, daripada dimonopoli oleh beberapa organisasi. Adams mengakui bahwa tidak mungkin untuk sepenuhnya memprediksi bagaimana AGI akan berperilaku setelah ditemukan, karena AGI akan lebih pintar dari manusia. Namun, ia berharap bahwa AGI akan memandang manusia sebagai nenek moyang mereka dan bahwa tata kelola yang terdesentralisasi akan memastikan bahwa semua teknologi yang dikembangkan akan berdampak positif bagi planet ini dan umat manusia.