Menurut CoinDesk, sebuah wadah pemikir teknologi di India telah mengusulkan untuk menurunkan pajak kontroversial 1% yang dipotong pada sumbernya (TDS) pada transaksi kripto menjadi 0,01%. Pemerintah India memperkenalkan pajak 30% atas keuntungan kripto dan TDS 1% pada Juli 2022, menyebabkan penurunan lalu lintas yang signifikan dan mendorong bursa ke mode bertahan hidup. Studi Esya Centre yang berbasis di New Delhi menunjukkan bahwa menurunkan tarif pajak dapat membantu pemerintah mencapai tujuannya untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan transparansi.
TDS telah menyebabkan sekitar 5 juta pedagang kripto memindahkan transaksi mereka ke luar negeri, yang menyebabkan pemerintah kehilangan potensi pendapatan sebesar $420 juta sejak diperkenalkan. Studi yang berjudul 'Penilaian Dampak Pajak yang Dipotong pada Sumbernya di Pasar Aset Digital Virtual India', mengungkapkan bahwa pajak telah gagal mencapai salah satu tujuan utamanya: memajaki mereka yang mendapatkan keuntungan dari kripto. Penulis laporan tersebut, Vikash Gautam, menyatakan bahwa pajak tersebut tidak mengekang spekulasi atau menciptakan transparansi seputar transaksi.
Pemerintah India mengumumkan pajak 30% atas keuntungan kripto dan TDS 1% pada Februari 2022, dengan Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman menyatakan bahwa tujuan di balik TDS adalah untuk meningkatkan ketertelusuran dalam ekosistem kripto India. Namun, pajak tersebut mendapat kritik dari peserta domestik dan internasional, yang memperingatkan bahwa pajak tersebut dapat membunuh industri. Studi ini juga menyerukan kepada pemerintah untuk mengklarifikasi penerapan TDS pada anjungan lepas pantai, karena saat ini tidak dapat diterapkan menurut para pemangku kepentingan.