Menurut Yahoo News, harga minyak mengalami sedikit kenaikan setelah serangkaian penurunan, karena pasar mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan produksi yang lebih dalam dari OPEC+ sambil juga mempertimbangkan tanda-tanda bahwa suplai melebihi permintaan. West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati $75 per barel, sementara patokan global Brent mendekati $80. WTI sempat naik pada hari Senin menyusul laporan bahwa Arab Saudi, anggota utama aliansi, meminta anggota lain untuk mengurangi kuota produksi mereka sebelum ditutup turun 0,9%.
Sebuah survei Bloomberg terhadap para trader dan analis yang dilakukan akhir minggu lalu mengungkapkan bahwa sekitar setengahnya memperkirakan OPEC+ akan menerapkan langkah-langkah tambahan untuk mengetatkan pasar. Harga minyak mentah telah turun sekitar seperlima sejak akhir September karena melimpahnya pasokan dan kekhawatiran mengenai latar belakang ekonomi global, meningkatkan tekanan pada aliansi 23 negara untuk melakukan intervensi pada pertemuan hari Kamis. International Energy Agency (IEA) memperingatkan pada awal bulan ini bahwa pasar akan kembali mengalami surplus pada tahun depan di tengah-tengah perlambatan dramatis dalam pertumbuhan permintaan.
Dalam berita lain, badai di Laut Hitam telah menghentikan pemuatan komoditas, termasuk minyak mentah, dari pelabuhan-pelabuhan utama di Rusia dan Ukraina. Badai ini diperkirakan akan berlangsung hampir sepanjang minggu ini, menurut operator pipa minyak Rusia, Transneft PJSC.