Menurut Yahoo News, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah mengeluarkan pembelaan yang kuat terhadap industri minyak dan gas hanya beberapa hari sebelum dimulainya perundingan iklim terbesar dalam sejarah. Organisasi ini mengkritik Badan Energi Internasional (IEA) karena menjelek-jelekkan peran industri ini dalam krisis iklim secara tidak adil, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 27 November. OPEC berargumen bahwa industri minyak merangkul energi terbarukan, melakukan investasi yang signifikan, dan bekerja pada teknologi untuk mengurangi emisi.
Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al-Ghais menyebut penggunaan platform media sosial oleh IEA untuk mengkritik dan menginstruksikan industri minyak dan gas sebagai tindakan yang tidak diplomatis, dan menyatakan bahwa OPEC bukanlah sebuah organisasi yang dapat menentukan apa yang harus dilakukan oleh orang lain. KTT iklim, COP28, akan dimulai pada hari Kamis di Dubai, dengan presidennya, Sultan Al Jaber, yang juga menjabat sebagai kepala perusahaan minyak negara produsen OPEC. Hal ini menjadikan pertemuan ini sebagai salah satu acara iklim yang paling kontroversial hingga saat ini.
OPEC juga mengkritik kerangka kerja yang diusulkan IEA untuk menyelaraskan target perusahaan dengan tujuan nol-nol, mengklaim bahwa ini adalah alat yang dimaksudkan untuk membatasi tindakan dan pilihan berdaulat negara-negara berkembang penghasil minyak dan gas dengan menekan perusahaan-perusahaan minyak nasional mereka. Organisasi ini juga membela teknologi penangkapan karbon.