Setelah kehilangan $ 100 juta karena pelanggaran keamanan yang substansial, platform desentralisasi non-kustodian Atomic Wallet menemukan dirinyaterjerat dalam sengketa hukum terhadap beberapa klien yang terkena dampak.
Gugatan class action, upaya terpadu oleh sekitar 50 investor yang terkena dampak, mengarahkan fokusnya pada tanggapan Atomic Wallet terhadap insiden keamanan.
Individu yang terkena dampak, yang secara kolektif kehilangan sekitar $12 juta, sedang mengejar kompensasi atas kemunduran keuangan mereka.
Selain itu, mereka meminta pertanggungjawaban Atomic Wallet atas kurangnya transparansi dan tanggung jawab.
Pertarungan hukum ini dipelopori oleh Max Gutbrod, seorang ahli hukum dengan karier yang luas selama lebih dari dua dekade, dan Boris Feldman, salah satu pendiri Destra Legal, sebuah firma teknologi hukum yang berbasis di Moskow.
Apa yang Terjadi pada Dompet Atom?
Gejolak keamanan siber yang melibatkan Dompet Atom terjadi pada pertengahan Juni 2023ketika peretas berhasil membobol platform.
Pelanggaran ini mengakibatkan kerugian besar bagi para pengguna, yang mencakup berbagai mata uang kripto seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Tether (USDT), dan Dogecoin (DOGE).
Setidaknya 5.500 pengguna merasakan dampak dari pelanggaran ini, namun informasi rinci mengenai insiden ini masih sulit dipahami.
Atomic Wallet menahan diri untuk tidak memberikan penjelasan yang komprehensif tentang keadaan pelanggaran tersebut, sehingga pengguna yang terkena dampak dan komunitas kripto yang lebih luas tidak tahu apa-apa.
Bagaimana Dompet Atom Bisa Diretas?
Atomic Wallet mengidentifikasi empat potensi penyebab pelanggaran, termasuk virus yang memengaruhi perangkat pengguna, pelanggaran infrastruktur, serangan man-in-the-middle, atau injeksi kode malware.
Namun, tidak adanya rincian yang pasti menimbulkan kekhawatiran tentang kedalaman pemahaman Atomic Wallet tentang pelanggaran tersebut dan kemampuannya untuk mencegah situasi serupa di masa depan.