Dana Moneter Internasional (IMF) telah menyuarakan keprihatinannya mengenai pasar kripto yang berkembang pesat, dengan menekankan pada risiko makro-keuangan yang signifikan yang tidak ditangani secara memadai.
Dalam kertas kerjanya yang berjudul "Menilai Risiko Keuangan Makro dari Aset Kripto" yang dirilis minggu lalu, IMF menggarisbawahi peningkatan integrasi industri kripto ke dalam sistem keuangan global, yang menggambarkannya sebagai sistem keuangan paralel yang tidak diatur. IMF berpendapat bahwa hal ini membawa risiko sistemik yang substansial yang tidak dapat diabaikan oleh sektor keuangan tradisional.
Tantangan utama yang diidentifikasi oleh IMF adalah tidak adanya data terpusat dan pengawasan regulasi di pasar kripto, yang membutuhkan kerja sama internasional segera.
Untuk mengatasi hal ini, IMF mengusulkan sebuah alat baru - Matriks Penilaian Risiko Kripto (C-RAM). Alat ini dirancang untuk memantau dan menilai risiko yang muncul pada skala nasional dan global. Makalah ini menyoroti urgensi kolaborasi internasional karena inovasi yang serba cepat dan sifat pasar kripto yang terdesentralisasi, menekankan bahwa kerangka kerja kebijakan yang ada tidak memadai untuk manajemen risiko yang efektif.
IMF menyarankan perlunya memperluas kebijakan makroprudensial saat ini untuk memasukkan pertimbangan terkait kripto dan keuangan terdesentralisasi. Perluasan ini, menurut IMF, harus dilengkapi dengan kebijakan makroekonomi lainnya untuk menciptakan strategi manajemen risiko yang komprehensif. Sebagai lembaga keuangan global utama dengan 190 negara anggota, IMF memposisikan diri sebagai promotor stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global melalui dukungan keuangan, panduan kebijakan, pengawasan, bantuan teknis, penelitian, dan pengembangan kapasitas.
Makalah ini juga membahas negara-negara yang telah mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, secara khusus mengutip El Salvador dan Republik Afrika Tengah. Laporan ini mengungkapkan kekhawatiran bahwa perubahan hukum seperti itu dapat menyebabkan peningkatan adopsi dan eksposur terhadap aset kripto yang sangat tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko. IMF sebelumnya mendesak El Salvador untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk menjadikan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, dengan alasan risiko keuangan yang sistemik.
Kertas kerja ini memperkenalkan Matriks Penilaian Risiko Kripto (Crypto Risk Assessment Matrix, C-RAM) sebagai alat untuk membantu negara-negara memperkuat kerangka kerja kebijakan mereka dalam menanggapi penggunaan mata uang kripto yang terus meningkat di seluruh dunia. Matriks ini dipandang sebagai metode untuk menilai pentingnya mata uang kripto di negara tertentu, mengakui bahwa penggunaan mata uang kripto tidak merata secara global dan semakin terkait dengan ekonomi riil.
C-RAM, menurut ekonom senior IMF, masih dalam tahap awal karena pengumpulan data yang kurang sistematis. C-RAM mengusulkan penilaian kualitatif, terutama mengenai apakah aset digital bersifat makro-kritis di negara tertentu. Matriks ini melibatkan pohon keputusan untuk pemantauan kripto resmi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti status alat pembayaran yang sah dan kekritisan makro di suatu negara.
Makalah ini mencakup studi kasus di Vietnam, mencatat penetrasi pasar yang tinggi untuk mata uang kripto meskipun tidak memiliki pengakuan hukum. Para penulis memproyeksikan $150 miliar dalam transaksi bruto dalam mata uang kripto di Vietnam pada tahun 2025. Para penulis menekankan pentingnya menyempurnakan pemikiran para pembuat kebijakan, dengan mempertimbangkan isu-isu seperti risiko kredit, likuiditas, dan konsentrasi di sektor kripto.
Makalah ini juga menarik perhatian pada upaya bersama IMF dan Dewan Stabilitas Keuangan dalam memberikan rekomendasi kebijakan untuk regulasi kripto, yang mengindikasikan pengakuan atas perlunya kolaborasi internasional dalam menangani risiko terkait kripto. Penelitian yang sedang berlangsung dan aspek umpan balik publik dari makalah ini sejalan dengan komitmen IMF terhadap transparansi dan dialog yang inklusif.