JPMorgan & # 39; s Onyx Coin Systems mencapai tonggak penting dengan selesainya proyek percontohan pembayaran lintas batas berbasis blockchain yang bekerja sama dengan First Abu Dhabi Bank (FAB), bank terbesar di Uni Emirat Arab dan salah satu lembaga keuangan terkuat di dunia.
Fase percontohan dijalankan dengan lancar dan memberikan waktu respons yang memuaskan, menandai hasil yang positif untuk proyek ini.
Keberhasilan ini mengikuti uji coba serupa yang dilakukan di Bahrain dengan Bank ABC, yang menghasilkan peluncuran layanan secara terbatas.
Buku Besar Terdistribusi JPMorgan
Ledger JPMorgan & # 39; buku besar terdistribusi berizin, yang diluncurkan pada tahun 2020, terus mendapatkan momentum dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala JP Morgan Onyx Digital Assets & Blockchain, Tyrone Lobban, melaporkan bahwa platform tersebut saat ini memproses transaksi harian dalam kisaran $1 miliar hingga $2 miliar.
Pertumbuhan ini menggarisbawahi semakin pentingnya teknologi blockchain dalam pembayaran lintas batas dan layanan keuangan.
Pada tanggal 11 Oktober, sebuah tonggak penting telah dicapai ketika JPMorgan menyelesaikan perdagangan publik pertama di Tokenisasi Collateral Network, yang juga beroperasi pada blockchain Onyx.
Platform ini memfasilitasi tokenisasi saham reksa dana pasar uang, yang kemudian disimpan di Barclays Bank untuk digunakan sebagai jaminan bagi pertukaran derivatif antara JPMorgan dan BlackRock.
Langkah ini mencerminkan minat industri yang semakin besar dalam memanfaatkan blockchain dan tokenisasi untuk meningkatkan layanan keuangan.
Adopsi Blockchain di Seluruh Lembaga Keuangan
Adopsi teknologi blockchain dan tokenisasi tidak terbatas pada JPMorgan.
Institusi keuangan besar lainnya juga sedang menjajaki solusi inovatif ini.
Mastercard mengumumkan pengujian Jaringan Multi Token pada bulan Juni, sementara Citigroup memperkenalkan Citi Token Services pada bulan September.
Ketertarikan yang terus meningkat terhadap blockchain menyoroti potensinya untuk merevolusi sektor keuangan.
Partisipasi aktif JPMorgan dalamProject Guardian, bekerja sama dengan Bank DBS dan Marketnode menunjukkan komitmennya untuk memajukan teknologi blockchain.
Proyek ini, yang dikembangkan oleh Otoritas Moneter Singapura dan Bank for International Settlements, berfokus pada penciptaan kumpulan likuiditas obligasi dan deposito yang ditokenisasi untuk meminjamkan dan meminjam.
Upaya kolaboratif ini menandakan dedikasi industri ini untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan yang ditawarkan oleh blockchain.
Sikap CEO JPMorgan
Terlepas dari keyakinannya yang kuat akan masa depan kecerdasan buatan, CEO JPMorgan, Jamie Dimon, tetap kritis terhadap mata uang kripto dan menyebutnya sebagai "skema Ponzi yang terdesentralisasi".
Perspektifnya mencerminkan perdebatan yang sedang berlangsung seputar peran mata uang kripto dalam lanskap keuangan.