Jaksa Agung Negara Bagian New York, Letitia James, telah memulai proses hukum terhadap tiga entitas mata uang kripto terkemuka - Gemini, Genesis, dan Digital Currency Group (DCG). Gugatan tersebut menuduh bahwa perusahaan-perusahaan tersebut terlibat dalam kegiatan penipuan, berusaha menyembunyikan kerugian sebesar $1,1 miliar dan berulang kali berbohong kepada lebih dari 230.000 investor. James, dalam sebuah siaran pers, menuduh perusahaan-perusahaan tersebut menipu para investor melalui klaim palsu tentang keamanan dan potensi pertumbuhan investasi mereka.
Tuduhan dan Temuan Utama
Investigasi menemukan bahwa Gemini menyesatkan investor mengenai risiko yang terkait dengan program Gemini Earn, yang dirancang untuk memberikan imbal hasil pada aset kripto. Gemini berkolaborasi dengan Genesis untuk memfasilitasi layanan ini. Diduga bahwa pinjaman Genesis & # 39; tidak memiliki jaminan & # 39; pada satu titik dan terkonsentrasi di Alameda Research, cabang perdagangan bursa FTX yang sekarang sudah bangkrut. Gugatan tersebut juga menyebutkan mantan CEO Genesis, Soichiro Moro, dan CEO DCG, Barry Silbert, sebagai terdakwa.
Penyembunyian Kerugian dan Pernyataan Publik
Salah satu pendiri Gemini, Cameron Winklevoss, menuduh bahwa DCG, Silbert, dan eksekutif lainnya, bersama dengan Genesis, membuat laporan keuangan palsu untuk menyesatkan para kreditor dan mempertahankan ilusi stabilitas keuangan. Gugatan tersebut mengklaim bahwa ketika dihadapkan pada potensi krisis pada pertengahan tahun 2022 karena gagal bayar oleh hedge fund Three Arrows Capital, Genesis berusaha menyembunyikan kerugian sebesar $1,1 miliar. Silbert diduga meyakinkan dewan DCG bahwa Genesis sedang mempersiapkan bank run, tetapi kemudian secara terbuka mengklaim bahwa "neraca keuangannya kuat dan bisnis kami beroperasi secara normal";
Dampak terhadap Investor dan Industri
Gugatan ini bertujuan untuk melarang Gemini, Genesis, dan DCG dari industri investasi keuangan di New York. Tuntutan ini mencari kompensasi atas kerugian investor dan kerugian perusahaan atas "keuntungan yang diperoleh secara tidak sah". Genesis, yang telah menyatakan kebangkrutan pada awal tahun ini, berutang $735 juta kepada anggota program Earn. Tindakan hukum memiliki implikasi yang lebih luas, berpotensi mempengaruhi persetujuan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) dan membayangi aplikasi anak perusahaan DCG, Grayscale.
Reaksi dan Pembelaan
Gemini merespons di media sosial, mengakui bahwa para penggunanya menjadi korban penipuan besar-besaran tetapi menyatakan ketidaksetujuannya karena disebut dalam gugatan tersebut. DCG menyatakan bahwa mereka dibutakan oleh pengaduan tersebut, dan bersumpah untuk melawan klaim tersebut. Silbert, yang terkejut dengan "tuduhan tak berdasar" itu, menekankan komitmennya terhadap kejujuran dan integritas. Pertarungan hukum antara Gemini, Genesis, dan DCG menambah rangkaian kasus perdata di industri kripto, yang mencerminkan tantangan yang sedang berlangsung dan pengawasan regulasi.
Tantangan Industri dan Tanggapan Regulasi
Gugatan ini mengikuti pola tindakan hukum terhadap perusahaan kripto, dengan SEC menyelesaikan kasus Kraken dan mengeluarkan peringatan kepada Paxos pada awal tahun ini. Implikasi yang lebih luas dari kasus ini dapat meluas melampaui pihak-pihak yang terlibat langsung, yang berpotensi berdampak pada persetujuan produk keuangan terkait kripto dan memengaruhi lanskap regulasi. Jaksa Agung James sebelumnya telah mengusulkan undang-undang untuk meningkatkan pengawasan dan regulasi industri mata uang kripto, dengan menekankan perlunya melindungi investor dari praktik-praktik penipuan. Hasil dari pertarungan hukum ini kemungkinan akan berkontribusi pada diskusi yang sedang berlangsung tentang regulasi ruang cryptocurrency.