Gambar: Uang Kinesis
Di tengah dinamika pasar mata uang kripto yang dinamis, terdapat arus bawah spekulasi yang melibatkan beberapa pemain besar dari Timur Tengah.
Secara khusus, ada desas-desus seputar dana kekayaan negara Qatar dan investor Timur Tengah lainnya yang dilaporkan mengalihkan pandangan mereka ke Bitcoin (BTC).
Rumor ini, meskipun belum dikonfirmasi atau dibantah, sejalan dengan narasi yang memandang Bitcoin sebagai minyak modern yang setara dengan minyak dalam potensinya untuk merevolusi sistem keuangan dan mendefinisikan kembali lanskap ekonomi.
Saat ini, pasar kripto, termasuk Bitcoin, sedang mengalami lonjakan, mengingatkan kita pada performa di awal tahun 2022.
Bitcoin, terutama, memimpin dalam hal ini. Nilai mata uang kripto ini telah melonjak sekitar 170% dari titik terendahnya di tahun 2022, berkontribusi pada peningkatan 2,70% pada kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan, yang sekarang melebihi $1,5 triliun. Kebangkitan ini menandakan pemulihan yang kuat dari kerugian sebelumnya.
Alasan di balik pergeseran investasi potensial oleh Qatar dan entitas Timur Tengah lainnya masih menjadi topik yang menarik.
De-Dollarisasi Sedang Berlangsung Oleh BRICS?
Ada spekulasi bahwa pengakuan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan alternatif yang layak untuk penyimpanan nilai tradisional seperti emas dapat menjadi faktor pendorong. Pergeseran ini berpotensi mendorong Bitcoin ke level yang lebih tinggi, melampaui puncaknya di tahun 2021.
Selain itu, persetujuan yang diantisipasi dari beberapa ETF Bitcoin oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menambah narasi ini, yang menunjukkan penerimaan yang semakin besar terhadap Bitcoin sebagai kelas aset yang sah di antara para pemain keuangan utama.
Keterlibatan sovereign wealth fund, yang secara tradisional dikenal dengan strategi investasi konservatif mereka, dalam domain Bitcoin menandai pergeseran yang signifikan dalam persepsi terhadap mata uang kripto.
Alokasi potensial mereka ke Bitcoin dipandang sebagai dukungan terhadap nilai jangka panjang dan kapasitasnya untuk merestrukturisasi pasar keuangan global.
Selain itu, ada konteks yang lebih luas yang melibatkan tren de-dolarisasi, terutama di antara negara-negara penghasil minyak. Peran potensial Bitcoin dalam pergeseran ini bisa menjadi sangat penting.
Jika negara-negara penghasil minyak mulai menerima Bitcoin untuk ekspor mereka, hal ini dapat mengurangi dominasi dolar AS, yang menandakan pergerakan menuju sistem keuangan yang lebih terdesentralisasi.
Skenario ini diisyaratkan dalam diskusi baru-baru ini di antara negara-negara BRICS, termasuk UEA, tentang beralih dari dolar dalam perdagangan minyak.
Singkatnya, meningkatnya minat terhadap Bitcoin dari entitas di Qatar dan wilayah Timur Tengah lainnya mencerminkan pergeseran yang signifikan dalam lanskap aset digital.
Hal ini menggarisbawahi peran Bitcoin yang terus berkembang, tidak hanya sebagai sarana investasi, tetapi juga sebagai pemain kunci dalam membentuk kembali sistem ekonomi global.