Kepolisian Nigeria (NPF) melaporkan penangkapan Wilfred Bonse, seorang politisi yang terlibat dalam penggelapan lebih dari 200 juta naira ($246,153) dari dompet kripto Patricia Technologies. Bonse diduga berkolaborasi dengan para peretas untuk mencuci 50 juta naira ($61,538) dari dana yang dicuri, menghadapi tuduhan konspirasi kriminal, perubahan sistem komputer yang tidak sah, dan pengalihan dana ilegal yang melebihi 200 juta naira. Penangkapan ini berawal dari investigasi yang dilakukan oleh Pusat Kejahatan Dunia Maya Nasional NPF, yang dituangkan dalam sebuah petisi kepada inspektur jenderal polisi.
Penangkapan Bonse menjadi harapan bagi Patricia Technologies, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang berada di bawah pengawasan setelah insiden peretasan pada bulan Mei. Untuk mengatasi kekhawatiran pelanggan, Patricia mengonversi aset ke dalam Patricia Token (PTK) asli dan menjanjikan penggantian di masa depan, dengan menekankan integritas dan kepercayaan pelanggan. Perusahaan berencana untuk membayar pemegang dengan 1 token Tether (USDT) untuk setiap Patricia Token, yang mewakili utang yang dikelola secara internal. Meskipun ada kemunduran dengan agen escrow, DLM Trust, Patricia tetap berkomitmen pada jadwal pembayaran bulan ini.
Di tengah-tengah dampak pelanggaran keamanan, Nigeria, sebuah negara yang paham akan kripto, menunjukkan 99% kesadaran akan mata uang kripto, melampaui Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Sebuah survei yang melibatkan 15.158 peserta berusia 18-65 tahun dari 15 negara mengungkapkan posisi terdepan Nigeria dalam pengetahuan aset digital dan dorongan investasi yang dirasakan, dengan 70% memahami nilai, operasi, dan fundamental teknologi blockchain.