Kepala Bank Sentral Singapura Memprediksi Keluarnya Mata Uang Kripto Pribadi
Kepala bank sentral Singapura, Ravi Menon, meramalkan kepergian mata uang kripto pribadi dari lanskap moneter karena kegagalan mereka untuk memenuhi standar keuangan yang mendasar. Dalam sebuah acara di Hong Kong yang diselenggarakan oleh Otoritas Moneter Hong Kong dan Bank for International Settlements, Menon menegaskan bahwa koin digital pribadi telah gagal sebagai penyimpan nilai yang dapat diandalkan, dengan menekankan ketidakmampuannya sebagai media untuk melindungi tabungan hidup.
Evolusi Sistem Moneter: Munculnya Mata Uang Digital Bank Sentral
Menon menguraikan kerangka kerja moneter masa depan yang ditopang oleh tiga elemen penting: mata uang digital bank sentral, kewajiban bank yang di-token, dan stablecoin yang diatur dengan baik. Dia menyoroti ketahanan dan potensi stablecoin yang didukung oleh sekuritas atau uang tunai pemerintah berkualitas tinggi, memposisikannya sebagai bentuk 'uang sempit & #x27; yang layak untuk berbagai aplikasi inovatif. Berbeda dengan mata uang kripto pribadi, Menon mengantisipasi kenaikan stablecoin yang diatur ini bersama dengan mata uang digital bank sentral.
Dalam wacana paralel, M. Rajeshwar Rao, wakil gubernur di Reserve Bank of India, menggemakan pentingnya mata uang digital bank sentral, menggarisbawahi perlunya memenuhi kebutuhan pengguna, privasi data, keamanan siber, dan ketahanan operasional untuk membangun kepercayaan yang mirip dengan mata uang fisik. Rao juga membayangkan perluasan cakupan mata uang digital bank sentral untuk mencakup transaksi pasar uang antar bank, menekankan perlunya implementasi multilateral di masa depan.
FSB Membendung Risiko yang Ditimbulkan oleh Perusahaan Crypto
Pada saat yang sama, Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) menyuarakan keprihatinan tentang potensi gangguan yang berasal dari perusahaan kripto yang kompleks seperti FTX dalam sistem keuangan yang lebih luas. Memperhatikan kesamaan dengan kerentanan yang ditemukan dalam keuangan tradisional, FSB menyoroti masalah seperti leverage, ketidakcocokan likuiditas, dan kerentanan operasional yang lazim terjadi di perusahaan kripto multifungsi ini, yang meningkatkan risiko karena kontrol yang tidak memadai, transparansi operasional, dan pengungkapan.
FSB mengakui bahwa bukti saat ini menunjukkan ancaman terbatas terhadap stabilitas keuangan dan ekonomi yang lebih luas. Namun, FSB menekankan perlunya langkah-langkah pengawasan yang lebih baik dan kerja sama lintas batas untuk mengurangi risiko dari aktivitas kripto yang diperbesar di seluruh spektrum keuangan. FSB, bersama dengan Organisasi Internasional Komisi Sekuritas (IOSCO), sebelumnya telah mengeluarkan rekomendasi untuk mengatur aktivitas kripto, menekankan perlunya penilaian berkelanjutan dan tindakan lebih lanjut untuk mengurangi potensi risiko sistemik.
Evolusi Moneter: Mata Uang Digital dan Tantangan Regulasi
Lanskap sistem moneter yang terus berkembang, seperti yang diprediksi oleh Menon dan digaungkan oleh Rao, menandakan pergeseran ke arah mata uang digital yang diatur secara terpusat dan stabil. Lintasan ini, sambil mengakui potensi manfaat inovasi, menyoroti kebutuhan mendesak akan kerangka kerja regulasi yang kuat untuk melindungi dari risiko sistemik, seperti yang digarisbawahi oleh FSB. Keseimbangan antara inovasi dan stabilitas tetap berada di garis depan diskusi seputar masa depan sistem moneter.