Tron, jaringan mata uang kripto yang berkembang pesat, telah mengambil alih Bitcoin sebagai platform untuk transfer kripto yang terkait dengan kelompok-kelompok yang ditetapkan sebagai organisasi teror oleh Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara lain. Tren ini tercermin dalam analisis Reuters tentang penyitaan kripto yang diumumkan oleh dinas keamanan Israel sejak 2021, yang menunjukkan untuk pertama kalinya peningkatan tajam dalam penargetan dompet Tron dan penurunan penyitaan dompet Bitcoin.
Mengapa Kelompok Teroris Beralih ke Tron
Ada beberapa alasan mengapa kelompok teroris beralih ke Tron. Pertama, Tron lebih cepat dan lebih murah daripada Bitcoin. Kedua, Tron lebih stabil daripada Bitcoin, yang berarti nilai kripto yang disimpan di Tron lebih kecil kemungkinannya untuk berfluktuasi. Ketiga, Tron kurang diawasi oleh penegak hukum dibandingkan Bitcoin, yang berarti lebih mudah bagi kelompok teroris untuk menggunakan Tron untuk mentransfer dana tanpa terdeteksi.
Tanggapan Israel terhadap Pergeseran ke Tron
Israel telah menanggapi pergeseran ke Tron dengan meningkatkan pengawasan terhadap transaksi Tron. Pada tahun 2023, Israel membekukan 143 dompet Tron yang diyakini terhubung dengan "organisasi teroris yang ditunjuk" atau digunakan untuk "kejahatan teror yang parah";
Hamas, Hizbullah, dan Jihad Islam
Hampir dua pertiga dari penyitaan Tron yang dilakukan Israel - 87 - terjadi pada tahun ini, termasuk 39 dompet yang menurut Israel pada bulan Juni dimiliki oleh Hizbullah Lebanon, dan 26 dompet pada bulan Juli yang dikatakan milik Jihad Islam Palestina, sekutu Hamas yang ikut dalam penyerangan terhadap Israel dari Gaza.
Penyitaan tersebut juga mencakup 56 dompet Tron yang menurut NBCTF terkait dengan Hamas, termasuk 46 dompet pada bulan Maret tahun lalu yang terhubung dengan sebuah perusahaan penukaran uang yang berbasis di Gaza, yaitu Dubai Co. For Exchange.
Peran Iran
Dalam pernyataan bulan Juni, Israel mengatakan bahwa mereka menyita dana "yang dimaksudkan untuk digunakan oleh organisasi-organisasi teroris yang dibiayai oleh Iran." Iran memasukkan Hamas, Hizbullah, dan Jihad Islam ke dalam apa yang disebut sebagai Poros Perlawanan yang menentang kekuatan Israel dan Amerika di Timur Tengah.
Peran Tether dalam Pendanaan Teroris Berbasis Tron
Mata uang kripto Tether juga berperan dalam pendanaan teroris berbasis Tron. Tether adalah stablecoin, yang berarti nilainya dipatok ke dolar AS. Hal ini membuat Tether menjadi pilihan yang menarik bagi kelompok teroris, karena memungkinkan mereka untuk mentransfer dana tanpa harus khawatir nilai kripto mereka berfluktuasi.
Masa Depan Pendanaan Teroris Berbasis Tron
Kemungkinan besar kelompok teroris akan terus menggunakan Tron untuk mendanai kegiatan mereka. Lembaga penegak hukum perlu terus mengembangkan kemampuan mereka untuk melacak transaksi di Tron untuk mengganggu pendanaan teroris.
Popularitas Tron yang Semakin Meningkat
Meskipun kurang dikenal di luar kalangan kripto, Tron adalah blockchain yang dominan untuk transaksi Tether, yang saat ini menampung $48 miliar token, menurut situs web Tether. Rata-rata transaksi harian di Tron mencapai 9,1 juta dari bulan April-Juni, menurut perusahaan data Messari, naik lebih dari 70% dari periode yang sama tahun lalu.
Tantangan Penegakan Hukum
Pangsa ilegal dari semua volume transaksi kripto adalah 0,2% pada tahun 2022, turun dari 2% tiga tahun sebelumnya, menurut pelacak blockchain Chainalysis. Namun, meningkatnya penggunaan Tron oleh kelompok-kelompok militan yang didukung Iran menimbulkan tantangan baru bagi lembaga penegak hukum.
Faktor Lain yang Perlu Diperhatikan
- Tron adalah blockchain yang dominan untuk transaksi Tether, yang saat ini menampung $48 miliar token.
- Justin Sun, yang mendirikan Tron pada tahun 2017, dituntut oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada bulan Maret karena diduga secara artifisial menggelembungkan volume perdagangan dan menjual token Tron sebagai sekuritas yang tidak terdaftar.
- Financial Action Task Force, sebuah badan G7 yang berbasis di Paris yang memerangi keuangan ilegal, memperingatkan bulan lalu bahwa organisasi teroris berusaha untuk lebih meningkatkan anonimitas donor, dengan mengutip semakin populernya transfer Tether di Tron.