Seorang wanita Malaysia berusia 62 tahun telah menjadi mangsa skema investasi mata uang kripto, yang mengakibatkan kerugian finansial yang cukup besar. Insiden ini menyoroti bahaya yang terkait dengan usaha kripto palsu yang menjamur di media sosial.
Awal yang Menipu
Pada bulan April, warga senior berusia 62 tahun ini melakukan transaksi dengan seseorang yang mewakili sebuah perusahaan yang dikenal sebagai Syarikat Bitcoin Yoamax. Penipuan ini awalnya diiklankan di platform media sosial Meta, yang dulunya bernama Facebook, sehingga menarik perhatian korban.
Janji yang Tidak Terpenuhi
Dengan menjanjikan keuntungan yang besar, program investasi ini menarik perhatian yang signifikan melalui platform seperti Meta dan WhatsApp. Untuk berpartisipasi, korban diminta untuk membagikan informasi pribadinya, termasuk nama, nomor identifikasi, dan detail perbankan. Selanjutnya, ia diinstruksikan untuk mengunduh aplikasi Yoamax.
Awalnya, korban menginvestasikan RM35.320 dalam tujuh transaksi terpisah. Namun, upayanya untuk menarik keuntungan yang diduga sebagai keuntungannya disambut dengan permintaan dana tambahan untuk memproses penarikan. Karena tertipu oleh para penipu, ia menyetor tambahan RM164.417, percaya bahwa jumlah ini akan dikembalikan kepadanya.
Taktik Menipu Terus Berlanjut
Para penipu terus melakukan penipuan, dengan mengklaim bahwa tambahan RM99.636 sangat penting untuk tujuan pertukaran mata uang asing. Meskipun telah melakukan setoran yang diminta, korban tidak menerima pembayaran, keuntungan, atau pengembalian modal awalnya.
Pelajaran yang Mahal
Secara keseluruhan, korban yang sudah lanjut usia ini kehilangan lebih dari RM299.000 sebelum menyadari tingkat penipuannya dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Insiden yang tidak menguntungkan ini menjadi pengingat akan risiko yang terlibat dalam investasi mata uang kripto, terutama yang berasal dari sumber yang mencurigakan di platform media sosial.
Dalam insiden terkait, penipuan mata uang kripto baru-baru ini melibatkan peretasan akun crypto oracle Tellor's X (sebelumnya Twitter) untuk mempromosikan penipuan airdrop token yang tidak ada. Peretas memikat korban dengan janji airdrop untuk token TRB asli Tellor, tetapi tautan yang disediakan mengarahkan mereka ke situs web phishing.
Tetap waspada dan berhati-hati saat mempertimbangkan investasi mata uang kripto, terutama dalam menanggapi promosi online.